Bahasa Indonesia merupakan salah satu bahasa yang banyak digunakan di dunia dengan jumlah penutur 199 juta. Dengan jumlah penutur sebanyak itu, tentunya bahasa Indonesia harus mempunyai pengukuran berbahasa seperti negara lain sehingga bahasa Indonesia dapat disejajarkan dengan bahasa-bahasa besar di dunia. Oleh karena itu, pemerintah sejak 1997 telah merumuskan metode pengukuran kemahiran berbahasa yang disebut Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI) dan penggunaannya diresmikan pada 2006. Sejak saat itu UKBI digunakan sebagai alat untuk mengukur kemahiran berbahasa Indonesia baik lisan maupun tulisan yang resmi dan terstandar. Dengan UKBI diharapkan dapat memupuk sikap positif dan rasa bangga terhadap bahasa Indonesia.UKBI Meningkatkan Motivasi Siswa Berbahasa Indonesia
Tes UKBI meliputi lima seksi, yaitu Mendengarkan, Merespons Kaidah, Membaca, Menulis, dan Berbicara. Tingkat SMP hanya mengikuti Seksi Mendengarkan, Merespon Kaidah, dan Membaca . Adapun hasil tes UKBI terbagi 7 tingkatan, yaitu istimewa (725-800), sangat unggul (641-724), unggul (578-640), madya (482-577), semenjana (405-481) , marginal (326-404), dan terbatas (251-325).
Seiring perkembangan zaman, UKBI dikembangkan dari waktu ke waktu. Pada awalnya tes UKBI berbasis kertas. Kemudian, tes UKBI berbasis komputer yang disebut UKBI luring. Selanjutnya, 29 Januari 2021 Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa meluncurkan UKBI yang tidak hanya berbasis komputer tetapi juga memanfaatkan jaringan internet, yaitu UKBI Adaptif Merdeka. Keunggulan UKBI ini adalah setiap peserta akan mendapatkan jumlah soal dan waktu uji yang berbeda sesuai dengan estimasi kemampuannya, seluruh mekanisme dilakukan dengan jejaring internet, serta peuji dan penguji tidak bertemu.
Antusias masyarakat terhadap UKBI Adaptif Merdeka cukup tinggi, terlihat dari jumlah peserta mencapai 10.000 selama tiga bulan, sebelumnya dari 2009 hingga 2020 hanya 60.000 peserta. Bahkan ada satu sekolah yang semua pengajar dan siswanya mengikuti UKBI ini.
SMP Negeri 3 Kota Serang pada Kamis, 12 Agustus 2021 sebanyak 50 siswa mengikuti UKBI Adaptif Merdeka 2021. Antusias peserta cukup tinggi. Mereka bangga berbahasa Indonesia karena mereka baru mengetahui bahwa bahasa Indonesia memiliki penilaian yang setara dengan TOEFL.
Kegiatan UKBI ini dilaksanakan tiga tahap. Pertama, persiapan , yaitu sosialisasi dan pendaftaran UKBI. Tahap ini bertujuan memperkenalkan UKBI dan melakukan pendaftaran. Untuk pendaftaran, peserta harus memiliki email aktif. Kedua, simulasi UKBI yang bertujuan agar peserta mengetahui proses pelaksanaan UKBI yang sesungguhnya sehingga mereka dapat mempersiapkan diri. Dan yang ketiga, pelaksanaan UKBI. Rangkaian kegiatan tersebut selalu mematuhi protokol kesehatan. Panitia dan peserta selalu menggunakan masker, mencuci tangan dengan sabun, dan menjaga jarak.
Pelaksanaan UKBI secara umum berjalan lancar. Meskipun terkadang terkendala koneksi internet, namun kami dapat mengatasinya. Kendala itu tidak mengurangi semangat kami mengikuti UKBI.
Pada akhir tes, peserta mengetahui skor yang diperolehnya. Perolehan skor yang diraih antara 255 sampai 437. Hasil ini memang jauh dari harapan, namun mereka tidak putus asa melainkan menjadi motivasi untuk lebih mempelajari bahasa Indonesia. Salman Akbar salah satu peserta UKBI memberikan testimoni, “Saya senang mengikuti UKBI, setelah mengikuti ternyata banyak hal yang belum saya kuasai. Hal ini memotivasi saya untuk terus mempelajari Bahasa Indonesia dengan baik dan benar.” Selain bermanfaat bagi siswa, UKBI juga bermanfaat bagi guru. Hal itu diungkapkan oleh panitia yaitu memotivasi guru agar lebih memberikan pembelajaran bahasa Indonesia dengan kreatif dan inovatif.
MGMP Bahasa Indonesia SMPN3 Kota Serang
UKBI Adaptif Merdeka
Beri Komentar